dengan kesempatan kali ini kami tidak akan bicara panjang lebar saya cuma ingin bercerita sedikt tentang kata-kata<injih-injh> dalam bahasa indonesia berarti ya saya nurut dan saya lakukan,
dalam lingkungan kita yang serba pas pasan khususnya para kau menengah,pondok pesantren mungkin itulah jalan yang terbaik untuk mereka,untuk mendidik anak-anak mereka pada saat ini,disamping biaya yang sangat realitf murah mungkin lingkungan dan cara pendidikan juga sangat mendukung,
anehnya mengapa para orang tua sekarang merasa gengsi untuk membawa anak-anak mereka di asrama,merasa malu kalau anaknya nanti cuma bisa memakai sarung dan kopyah sedangkan pakain itu dalam kehidupan sekarang ini mungkin sudah tidak ngetren lagi,mungkin juga mereka takut akan masa depan anaknya mau bekerja apa nantinya sebab banyak dari para lulusan pesantren yang sesudah sampai di rumah mereka cuma bisa mundar mandir saja,
mungkin itulah faktor-faktor yang menjadikan mereka takut untuk memasukan anakya ke sebuah pasantren.
sebetulnya banyak yang tidak kita ketahui tentang pesantren,banyak yang belum kita pahami tentang pesantren,
dalam hal ini saya akan sedikt bercerita tentang keistimewaan di dalam pesantren
dalam suatu desa terpencil ada sebuah gubuk untuk para santri-santri yang ingin mendalami ilmu agama,tempat mereka sangatlah sederhana sangat sempit mungkin cuma untuk beberapa orangja tetapi dengan ketidak mampuan mereka untuk membangun,tempat yang sekecil itu di tempati banyak santri sampai-sampai mereka tidur di halaman n di luar pesantren,dengan kondisi seperti ini untuk mereka sudah sangat nyaman,
sebab mereka berfikir dalam satu hari sudah bisa makan ja mereka sudah sangat bersyukur,apalagi mengangan angan untuk tingal di tempat yang mewah sama sekali tidak terlintas di pikiran mereka,
sebab merka itu hanya tingal tanpa membayar uang tempat tinggal alias fre,
kegiatan para santri dalam kesehariannya adalah mengaji mengaji dan mengaji hampir tidak ada waktu luang buat rilex,
semua santri sangat disiplin hampir tidak ada yang tidak hadir dalam pengajian mereka yang telah di programkan oleh para uztadnya,
tapi ada salah satu santri yang hampir tiap pengajian tidak bisa mengikutinya, di sebabkan dia ada tugas dari pak kiyai,
semua mata pelajaran dia tertingal jauh dengan teman-temanya bahkan untuk menghafalkan saja dia tidak sempat,mungkin karena sibuk n mungkin juga karena ketajaman fikirannya kurang yang dia hafalkan cuma tabbat yada abilahabiwatabat yada abilahabi watabatyada abilahab...teruus mundar mandir,dia sudah berusaha sekuat fikirannya n tenaganya tapi gak hafal hafal jgak,
bertahun tahun dia nyantri di situ tapi hanya itulah yang dia dapatkan,
kesunguhanya untuk belajar sangat kuat walau dia dah tua dia masih tetap ingin nyantri tidak ada kata malu dalam hal ini ,,menurutny..////
cuma ada satu pegangngan dia ,dia selalu nurut n manut kata kata kiyainya walau bertahun tahunpun dia akan jalani,
kiyainya bingung ,,,,,,,,,,,santriku ini teman-temanya sudah banyak bahkan hampir semuanya meningalkan pesantrenku tapi ini masih tetap bertahan disini walaupun masih gak bisa apa-apa,
akhirnya dia memutuskan untuk memelihara ternaknya yang dia punya yaitu kambing,,,
tiap hari dia selalu merawatnya dengan baik dari satu ekor kambing sampai hampir beratu-ratus ekor kambing,sangking taatnya dalam menjalankan tugas satu persatu dia hafal kambing yang lahir dari kambing satu ke kambing yang lainnya ,,,
dah bertahun tahun dia menyantri di situ tapi dari hari ke hari waktu dia hanya untuk mengembara kambing demi mempertangngungkan kata ,injih,
sampai-sampai kiyai dia lupa kalau dia menugaskan santrinya untuk merawat kambingnya,,,,,
dalam suatu hari sewaktu dia masih mengangon kambingny di sebuah perbukita dia sambil menghafalkan hafalan dia tadi,,,,,,,,,,,
tidak ada kata-kata cuma kata-kata tabbatlah yang dia selalu ucapkan dan dia hafalkan karena cuma itulah yang dia bisa,
namun di kampung semua orang kampung geger karena semacam ada lindu di kampungnya,bumi kampung itu seakan-akan bergoyang goyang,,,,,mereka kebingungan,,,ada apa ada apa ,,,,, selalu teriak teriak,,,,tolong ,,,,,tolong,,tolong,,,,
pak kiyai pun merasakan getaran itu n juga ikut bingung,,,ada apa ya,,,,/................??????????
oooohhhhh dia teringat bahwa kebiasaan santrinya yang mengangon kambing itu berada di atas bukit,,,,,
kemudian dia menyusulnya dan menegyrnya untuk tidak menghafalkannya lagi,,
setelah melihat kisah di atas bisa kita simpulkan bahwa manut atau ngabdi itu sangat besar tagung jawabnya dan sangat besar pulak mangfaatnya untuk diri sendiri dan orang lain,,,
kita juga bisa simpulkan bahwa yang harus di lakukan para santri bukan hanya mengaji saja,,,,
tapi ngabdi kepada ustad dan kiyainya juga sangat penting.[]{}[{}}}}}}}}}}}}}}}}}}}}}